Oleh : Annisa’ Dini N. F_XI B
Perjalanan ini
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan
Banyak cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
kering rerumputan
Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
Menangis sedih ...
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari
Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit
Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan
Banyak cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
kering rerumputan
Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
Menangis sedih ...
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari
Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit
Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Lirik lagu oleh Ebit G Ade di atas telah mengingatkan kita tentang
keadaan bumi pertiwi saat ini. Menengok kearah dunia yang seperti ini telah
menggetarkan hati kita tentang ironisnya kerusakan alam. Ada apa dibalik lirik
lagu “Berita Kepada Kawan” oleh Ebit G Ade ini? Marilah kita telaah
bersama-sama.
/Perjalanan
ini/ /Trasa sangat menyedihkan/ /Sayang engkau tak duduk/ /Disampingku kawan/.
Sebuah perjalanan yang terasa sangat menyedihkan, karena sampai tragisnya
bertanyalah kepada seorang kawan yang berada di jauh sana. Mengapa engkau tak
duduk di sini? Menyaksikan semua ini bersamaku? /Banyak cerita/ /Yang mestinya
kau saksikan/ /Di tanah kering bebatuan/. Pada bait selanjutnya adalah lanjutan
dari sebuah kisah yang akan dia kabarkan kepada seorang kawan yang berada di
jauh sana, bahwa telah terjadi sebuah kekeringan yang dahsyat.
/Tubuhku
terguncang/ /Dihempas batu jalanan/ /Hati tergetar menatap/ /kering rerumputan/.
Menatap kearah alam yang mengerikan, tandus dan gersang membuat otak kita
berpikir bahwa semua itu sangatlah tragis. Hati yang bergetar, kala menatap
rumput itu tak sehijau yang dulu dipandang.
/Perjalanan
ini pun/ /Seperti jadi saksi/ /Gembala kecil/ /Menangis sedih/. Seakan
perjalananlah yang menjadi sebuah saksi bisu atas kerusakan alam yang terjadi.
Menangis sedih sang gembala kecil, akibat terlalu mengerikan atas yang terjadi
kepadanya. /Kawan coba dengar apa jawabnya/ /Ketika di kutanya mengapa/ /Bapak
ibunya tlah lama mati/ /Ditelan bencana tanah ini/. Kisah haru yang terjadi,
sang gembala pun sampai bersedih atas kehancuran bumi yang terjadi. Dia
bersedih karena telah kehilangan keluarganya yang telah mati dilebur oleh
bencana yang terjadi. Apalagi kita manusia? Pasti akan lebih merasakan sedih
apabila itu menimpa kepada kita.
/Sesampainya di laut/ /Kukabarkan semuanya/ /Kepada karang kepada ombak/ /Kepada matahari/ /Tetapi semua diam/ /Tetapi semua bisu/ /Tinggal aku sendiri/ /Terpaku menatap langit. pada 2 bait lirik ini dijelaskan bahwa akibat bencana yang terjadi, sehingga bingung kepada siapakah harus bertanya tentang semua yang terjadi? Kepada karangkah? Atau ombak? Bahkan matahari? Mereka hanya bisa diam menjadi saksi bisu. Hingga akhirnya hanya dapat menatap kea rah langit merenungi penyebab apa yang menjadikan bumi hingga seperti ini? /Barangkali di sana/ /ada jawabnya/ /Mengapa di tanahku terjadi bencana/. Pada bait selanjutnya mejelaskan tentang sebuah harapan, mungkin dilangit sana akan mendapatkan jawaban dari semua yang terjadi.
Bukan sebuah rahasia lagi atas apa yang terjadi di bumi ini. Bahwa sebagian besar kerusakan alam yang terjadi akibat ulah jail oleh manusia yang tidak berbudi. Tidak usah menengok ke luar negeri, di Indonesia sendiri yang masyhur dengan keragaman hayati dan bentangan hijau pemandangan, kini telah berganti menjadi kering dan panas. Banyak dari mereka manusia yang tidak berperi seenaknya saja merusak alam dengan keegoisan diri. Hanya memikirkan untuk kepuasan pribadi yang akhirnya berakibat fatal untuk orang lain dan khususnya alam ini. Inilah yang menjadi kesedihan bagi peribumi yang mendapat dampak dari ulah jail sang perusak alam ini.
/Sesampainya di laut/ /Kukabarkan semuanya/ /Kepada karang kepada ombak/ /Kepada matahari/ /Tetapi semua diam/ /Tetapi semua bisu/ /Tinggal aku sendiri/ /Terpaku menatap langit. pada 2 bait lirik ini dijelaskan bahwa akibat bencana yang terjadi, sehingga bingung kepada siapakah harus bertanya tentang semua yang terjadi? Kepada karangkah? Atau ombak? Bahkan matahari? Mereka hanya bisa diam menjadi saksi bisu. Hingga akhirnya hanya dapat menatap kea rah langit merenungi penyebab apa yang menjadikan bumi hingga seperti ini? /Barangkali di sana/ /ada jawabnya/ /Mengapa di tanahku terjadi bencana/. Pada bait selanjutnya mejelaskan tentang sebuah harapan, mungkin dilangit sana akan mendapatkan jawaban dari semua yang terjadi.
Bukan sebuah rahasia lagi atas apa yang terjadi di bumi ini. Bahwa sebagian besar kerusakan alam yang terjadi akibat ulah jail oleh manusia yang tidak berbudi. Tidak usah menengok ke luar negeri, di Indonesia sendiri yang masyhur dengan keragaman hayati dan bentangan hijau pemandangan, kini telah berganti menjadi kering dan panas. Banyak dari mereka manusia yang tidak berperi seenaknya saja merusak alam dengan keegoisan diri. Hanya memikirkan untuk kepuasan pribadi yang akhirnya berakibat fatal untuk orang lain dan khususnya alam ini. Inilah yang menjadi kesedihan bagi peribumi yang mendapat dampak dari ulah jail sang perusak alam ini.
Namun sampai saat ini banyak dari
mereka yang tak sadar atas ulah yang telah diperbuat. Kadang, justru kita yang
bertanya-tanya mengapa kerusakan ini terjadi. Dan bagi yang tidak beriman
terkadang menyalahkan Illahi atas keporak-porandaan alam di zaman ini.
Na’udzubillahimindzalik….
Mengapa kita tidak menginstropeeksi
diri?
Kenapa kita malah mengeluh kepada
Illahi?
Sungguh, bukan manusia yang
berakhlaq mulia bila tidak mengerti kesalahan diri sendiri. Ingatkah kita
dengan lirik lagu yang selanjutnya? Disana kita akan menemukan syair yang
sangat mengharukan.
/Mungkin Tuhan mulai bosan/
/Melihat tingkah kita/ /Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa/ /Atau
alam mulai enggan/ /Bersahabat dengan kita/ /Coba kita bertanya pada rumput
yang bergoyang/. Disana telah tertera dengan jelas, dikisahkan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi mengapa sampai Allah memberikan cobaan
yang seperti ini kepada kita. Bahwa mungkin saja Allah telah bosan melihat
tingkah laku kita yang tak bermoral, tidak beradab, selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa. Atau mungkin alam yang sudah bosan, tidak mau bersahabat baik
dengan kita. Akibat kita yang selalu merusak dan membuat mereka memusuhi kita.
Ya, satu-satunya cara kita hanya
bertanya kepada “rumput yang bergoyang” kata Ebit dalam lagunya. Mungkin itu
sebuah isyarat oleh saksi bisu yang menyaksikkan kekejaman manusia dalam
merusak kawan-kawannya. Sungguh ironis, ternyata manusia yang tidak bermoral
menjadi faktor utama dalam kerusakan lingkungan yang terjadi hingga detik ini.
Berkaitan dengan isu kiamat 2012
kini, mungkin dikisahkan bukan sebuah kiamat besar akhir dunia yang seperti
diceritakan di kalam Illahi. Namun kerusakan-kerusakan alam dan moral yang
menjadi alasan dan sebutan kiamat itu sendiri. Tanpa kita sadari itu dapat
dikatakan sebagai sughro. Dan merupakan awal bagian dari kiamat kubro yang
telah kita ketahui tanda-tandanya di dalam kalam Illahi. Wallahu a’lam…
bisa di jadiin cerpen gk kak
BalasHapusBertanya kepada rumput yg bergoyang maksudnya bertanyalah kepada, tokoh agana yg dari dulu sudah mengerti akan semua itu, karena mereka ketika berzikir kepala mereka bergoyang....ok.
BalasHapusThank's Bro
BalasHapus"Binggung .....!!! Tidak ada penghasilan.....???
BalasHapusNahh,ini waktu nya kalian bergabung di situs SUKABANDAR...Hanya Dalam Waktu Sehari Bisa Menghasilkan Berjuta-Juta.....!!! ^^
Ayo, Buruan Tunggu Apa Lagi...!!! Segera Gabung Di Situs Terpecaya "SUKABANDAR"
Bukan MIMPI Lagi Untuk Dapatkan Penghasilan Yang Lebih Dalam Sehari..!!!
Situs "SUKABANDAR" Online yang akan Membuat MIMPI Anda Menjadi Kenyataan
Hanya Di SUKABANDAR ^-^
Dan Dapatkan Juga Bonus Rollingan/TO Sebesar 0.3 - 0,5% / HARI
Bonus Referral Sebesar 200% Seumur Hidup Hanya Di {suka88.tk}
Info Lebih Lanjut Hubungin kami :
BBM : D8E87241
LINE : christella288
Telp / WA : +62 878 8707 6927